Saat
ini, dimana informasi telah menjadi aset penting yang menentukan
ketangguhan sebuah organisasi, pengamanan informasi menjadi lebih
diperlukan dari sebelumnya.
Tetapi
banyak manager perusahaan/organisasi berfikir bahwa penerapan keamanan
pada informasinya menguras sumber daya dan tidak memberikan jaminan
keamanan yang diinginkan. Sehingga memberikan kesimpulan bahwa biaya
keamanan yang diberikan tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh
organisasi.
Bisa
jadi yang dilakukannya adalah memberikan pengamanan informasi secara
sama rata atau tidak tepat terhadap aset informasi yang dimiliki.
Sehingga mengakibatkan biaya yang dikeluarkan menjadi tidak efisien dan
tidak sebanding dengan nilai informasi itu sendiri.
Dalam
kenyataannya tidak semua informasi mempunyai nilai guna yang sama, atau
memiliki risiko yang sama, mekanisme perlindungan dan proses recovery-nya
atau lainnya pun, pasti berbeda. Sehingga agar menjadi efisien,
informasi sebagai aset organisasi harus diberikan klasifikasi
berdasarkan risiko, nilai guna data, atau kriteria lainnya yang
ditentukan dalam organisasi.
Mengapa informasi perlu diklasifikasikan
Seringkali
organisasi melakukan usaha pengklasifikasian dan pengamanan informasi
adalah karena mandat regulasi organisasi dan pelaksanaan kebijakan
organisasi. Sebagai contoh adalah informasi finansial dalam organisasi
perbankan yang mau tidak mau harus diberikan proteksi dengan level
tertentu, agar bank-nya tetap dipercaya nasabah. Organisasi lainnya
melakukan usaha pengklasifikasian dan pengamanan informasi adalah karena
adanya perjanjian kontrak untuk melindungi informasi dengan konsumennya
atau mitra bisnisnya.
Padahal
banyak sekali keuntungan yang akan diperoleh bila organisasi dengan
kesadaran sendiri melakukan pengklasifikasian dan pengamanan aset
informasinya. Sebab, dalam pengamanan informasi, melakukan
pengklasifikasian informasi sangatlah penting. Memberikan pengamanan
yang sesuai akan menghemat sumberdaya organisasi dan membuat pengelolaan
informasi menjadi efisien dan efektif. Akhirnya akan membantu
meningkatkan kualitas data/informasi yang digunakan sebagai bahan untuk
mengambil keputusan.
Keuntungan melakukan klasifikasi data/informasi bagi organisasi adalah :
1.
Meningkatkan kerahasiaan, keutuhan dan ketersediaan data dikarenakan
pengendalian yang tepat terhadap semua data dalam organisasi.
2.
Menghemat biaya operasional pemeliharaan dikarenakan mekanisme
perlindungan data dirancang dan dilaksanakan hanya terhadap data yang
memang memerlukannya.
3. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dikarenakan data sumbernya sudah tertata kualitasnya.
4.
Mendukung pelaksanaan arsitektur keamanan informasi agar organisasi
memperoleh posisi yang lebih baik dimasa yang akan datang.
5. Menyediakan proses untuk melakukan review semua fungsi organisasi dan menentukan prioritas serta nilai data.
Sistem
pengklasifikasian informasi yang efektif akan membuat informasi mudah
dimengerti serta mudah digunakan dan dipelihara. Selain itu manajemen
akan dengan cepat dapat mengetahui dan menentukan tingkat pengamanan
suatu informasi, yang tentunya akan membuat efisien sumber daya yang
diperlukan.
Memulai melakukan pengklasifikasian informasi
Sebelum melakukan pengklasifikasian informasi, seorang profesional keamanan informasi (profesional KI) perlu memberikan beberapa pertanyaan terhadap proyeknya itu :
- apakah pihak eksekutif mendukung ?
Tanpa
dukungan eksekutif, pengklasifikasian informasi menjadi sulit dicapai
atau tidak akan berpengaruh dalam organisasi. Sebab dukungan eksekutif
penting dalam upaya mensosialisasikan regulasi klasifikasi informasi.
- apa yang akan dilindungi dan dari apa ?
Profesional
KI perlu membuat matrik analisa serangan dan resiko yang mungkin akan
terjadi terhadap data/informasi organisasi, disertai solusi untuk
mengeliminir resiko dan serangan tersebut. Selain itu perlu diberikan
juga analisa impak yang terjadi terhadap organisasi atas serangan/resiko
dan recoverinya.
- apakah terdapat kebijakan tertentu yang harus dipertimbangkan ?
Kebijakan
tertentu bisa saja berdampak pada pengklasifikasian informasi, untuk
itu seorang profesional KI perlu mengetahui semua kebijakan yang ada
dalam organisasi yang akan berpengaruh dalam implementasi keamanan
informasi.
- apakah organisasi mempunyai rasa memiliki data ?
Organisasilah
yang memiliki data, bukan milik bagian TI. Sehingga organisasi secara
keseluruhan harus mempunyai tanggung jawab terhadap pengelolaan
data/informasi tersebut. Bila hanya diserahkan pada orang-orang TI saja,
tentunya akan menjadi tidak efektif. Sebab pengamanan data merupakan
keseluruhan proses yang terjadi terhadap setiap kegiatan dari data itu.
Bagaimana informasi diklasifikasikan
Pendekatan
yang dipakai untuk melakukan klasifikasi informasi yang efektif dan
efisien berbeda-beda dari setiap organisasi. Hal ini sangat bergantung
dari jenis organisasi serta kepentingannya. Namun tahapan secara umum
yang dapat dipakai seperti berikut :
1. Mengidentifikasi semua sumber daya informasi yang perlu dilindungi.
2.
Mengidentifikasi ukuran pengamanan informasi yang akan diterapkan pada
masing-masing kelas informasi. Secara garis besar pengamanan yang
diterapkan pada informasi adalah otentikasi, pengendalian akses,
penyandian, pengawasan secara administratif, pengawasan secara teknologi
dan/atau asuransi.
3. Mengidentifikasi tingkat guna dan nilai informasi.
4. Memetakan ukuran perlindungan informasi untuk masing-masing tingkat informasi.
5. Mengklasifikasi informasi : kebanyakan
pengklasifikasian data/informasi terfokus hanya pada kerahasiaan data
saja. Namun sesungguhnya pengklasifikasian informasi lebih dari itu,
misalnya :
a. Klasifikasi berdasarkan derajat kecepatan, misalnya : prioritas, urgent, segera;
b. Klasifikasi berdasarkan tingkat kerahasiaan, misalnya : top secret, secret, confidential;
c. Klasifikasi berdasarkan frekuensi penggunaan, misalnya : sering, kadang, sekali pakai;
d. Klasifikasi berdasarkan waktu pemakaian, misalnya : tahun, bulan, minggu, jam;
e. Klasifikasi berdasarkan kewenangan, misalnya : edit, read only;
f. Klasifikasi berdasarkan isi, misalnya : keuangan, politik, ekonomi;
g. Klasifikasi lain yang didefinisikan organisasi, misalnya : umum, pivate, client, staff only.
6. Evaluasi secara berkala : nilai
guna dan kepentingan sebuah informasi memiliki tenggang waktu tertentu,
sehingga proses evaluasi secara berkala sangat diperlukan untuk menentu
kembali klasifikasi informasi tersebut. Evaluasi ini pada dasarnya
adalah perulangan proses 1 sampai 5 di atas terhadap setiap informasi
dalam setiap periode evaluasi.
Contoh pengklasifikasian informasi
Restricted
: informasi yang dilindungi, yang bila tidak ditangani dengan benar
dapat secara serius mengakibatkan kerugian, impaknya termasuk
pelanggaran hukum, atau kontrak atas perlindungan privasi.
Sensitive
: informasi penting yang dilindungi dimana bila tidak ditangani dengan
benar dapat merusak berfungsinya suatu sistem atau berdampak pada
bisnis, finansial dan hukum.
Operasional :
informasi yang bila tidak ditangani dengan benar menimbulkan kerusakan
minimal, namun begitu dapat membuat ketidak-nyamanan, merusak
kredibilitas/reputasi atau rahasia pribadi.
Private : merupakan informasi data pribadi atau data milik perseorangan yang bukan merupakan informasi untuk umum.
Unrestricted : yang dapat diakses secara bebas sebagai informasi umum.
Sumber : http://hadiwibowo.wordpress.com/2008/08/05/klasifikasi-informasi/
0 comments:
Post a Comment